Menurut Dennys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya, asal mula Soto adalah
dari makanan yang Cina bernama Caudo, pertama kali populer di wilayah Semarang.
Lama-lama nih, dari Caudo namanya menjadi Soto. Kenapa? Makanan Cina ini
kemudian disesuaikan dengan lidah orang Indonesia, yaitu dengan menyesuaikan
olahan bumbunya. Terus, lahir deh yang namanya Soto Lamongan, Soto Semarang,
Soto Kudus, Soto Madura, Soto Lenthok, Soto Bangkong, dan sebagainya. Kalau di
Makasar, namanya Coto.
Nah
sedangkan kalau kata Dosen penulis nih, seorang Antropolog dari Universitas
Gadjah Mada, Dr Lono Simatupang, soto itu merupakan campuran dari berbagai
macam tradisi. Di dalamnya ada pengaruh lokal dan budaya lain. Mi atau soun
pada soto, misalnya, berasal dari tradisi China. China-lah yang memiliki
teknologi membuat mi dan soun.
1. Soto Banjar adalah soto khas Suku Banjar, Kalimantan Selatan dengan bahan utama ayam dan beraroma harum rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, dan cengkeh. Soto berisi daging ayam yang sudah disuwir-suwir, dengan tambahan perkedel atau kentang rebus, rebusan telur, dan ketupat.
Seperti halnya soto ayam, bumbu soto Banjar berupa bawang merah, bawang putih dan merica, tetapi tidak memakai kunyit. Bumbu ditumis lebih dulu dengan sedikit minyak goreng atau minyak samin hingga harum sebelum dimasukkan ke dalam kuah rebusan ayam. Rempah-rempah nantinya diangkat agar tidak ikut masuk ke dalam mangkuk sewaktu dihidangkan.
Penjual soto Banjar menyajikan sate ayam sebagai menu pendamping. Nasi sop adalah sebutan untuk soto Banjar yang dikuahkan ke sepiring nasi dan tidak berisi ketupat.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soto_Banjar Dan http://www.igihcksn.net/2012/11/sejarah-soto.html
2. Soto
Lamongan
adalah soto khas Lamongan, Jawa Timur,
yang saat ini telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soto_Lamongan
Makassar, 04 September 2017
Makassar, 04 September 2017


0 komentar:
Posting Komentar